Senin, 04 Maret 2013

Jari Aljabar, Metode Jitu dalam Berhitung.




Dalam konsep ilmu pasti, keberadaan rumus penyelesaian merupakan sesuatu yang selalu dipergunakan dalam setiap sistem operasinya.Rumus ibarat pisau, yang dipergunakan untuk membedah sebuah termasalah. Akan tetapi, konon keangkeran ilmu pasti, bukan terletak dalam rumus-rumusnya, melainkan bagaimana kecepatan dan keakuratan dalam berhitung.
Kenapa masalah hitungberhitung justru menjadi momok utama dalam ilmu pasti? Sebab, dalam setiap penyelesaian materi ilmu pasti, rumus- rumus yang digunakan selalu sama, tetapi angkaangkanya yang selalu berbeda.Rumus dapat dihafalkan, tetapi kecepatan dan keakuratan dalam menghitung angka?
Bicara masalah berhitung, ada satu metode berhitung yang sangat membantu siswa dalam proses berhitung, baik soal kecepatan atau keakuratan hitungan. Dengan kalkulator atau mesin hitung? Bukan, justru prosesnya jauh lebih cepat daripada kalkulator maupun mesin hitung.Metode luar biasa tersebut dinamakan metode Jari Aljabar hasil temuan Baharuddin MD.
"Jari aljabar memanfaatkan jari tangan sebagai alat hitung. Masing-masing jari dijadikan lambang-lambang angka, sehingga ketika menghitung, jari si penghitung pasti akan bergerak-gerak seperti orang-orang kuno berhitung," tutur Baharuddin, seusai menerima penghargaan dari Manajer Muri, Paulus Pangka, di sebuah toko kawasan oleholeh khas Semarang, Sabtu (20/2) lalu.
Lebih lanjut Baharuddin menuturkan, metode berhitung jari aljabar diperkenalkan pula sebagai metode berhitung yang menggunakan konsep RAHMAT, akronim dari Ringkas, Aktif, Harmoni, Mudah, Aplikatif dan Terpadu.Artinya, jari Aljabar menghadirkan metode yang sederhana dan tanpa rumus.Anak pun diajak belajar secara aktif dan senang tanpa mengabaikan kecepatan dan keakuratan hitungan.
Anjuran Metode Jari Aljabar, lanjut Baharuddin, mulai dikembangkan sebagai metode hitungan dalam bentuk bimbingan belajar. Konsep pengajarannya pun dibagi menjadi beberapa level, serta menyesuaikan usia anak. Semula program bimbingan hanya dibuka di wilayah Jakarta, tetapi sejak beberapa waktu terakhir sudah mulai merambah ke berbagai kota, termasuk Semarang.

"Ada beberapa konsep pengajaran berhitung yang sama- sama memiliki teknik menyerupai sistem kerja Jari Aljabar. Bila anak-anak sudah mempelajari itu, kami menyarankan untuk lebih baik meneruskan saja programnya dengan teknik tersebut. Bukan karena apa-apa, tetapi sistem lambang yang kami gunakan berbeda-beda sehingga ada kemungkinan anak justru akan kebingungan dalam berhitung," tutur Baharuddin

Keunggulan

Jari Aljabar

adalah

RAHMAT :



Ringkas

Aktif

Harmoni

Mudah

Aplikatif

Terpadu

LAMBANG BILANGAN JARI ALJABAR

Lambang bilangan Jari Aljabar seperti tertera pada gambar adalah merupa kan lambang dari suatu angka yang ditunjukan oleh formasi jari tangan, dan bukan menunju kan suatu jumlah dari banyaknya jari tangan. 
Lambang bilangan Jari Aljabar berfungsi juga sebagai alat hitung yang konsisten dari suatu operasional penjum-lahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.  Terbukti mudah dioperasikan, cepat, cerdas dan menyenangkan. 
Penemuan lambang bilangan ini oleh Bahruddin MD telah didaftar sebagai Hak Cipta di Dirjen Hak Cipta Dept Hukum dan HAM RI dan telah mendapat anugrah Rekor Dunia Indonesia MURI katagori Penemuan pada 20 Feb 2010 di Semarang

image

Aspek Perkembangan Anak Dapat di Latih Melalui Metode Jari Aljabar

Setidaknya ada 8 aspek yang harus diperhatikan terkait dengan perkembangan anak, hal ini dapat dilatih melalui belajar dengan Metode Jari Aljabar, 8 aspek tersebut antara lain, adalah :

PERTAMA,
Perkembangan fisik: hal ini terkait dengan perkembangan motorik dan fisik anak seperti berjalan dan kemampuan mengontrol pergerakan tubuh,seperti menggerakan tangan dan jari pada saat belajar dengan metode Jari Aljabar.

KEDUA,
Perkembangan sensorik: berkaitan dengan kemampuan anak menggunakan panca indra dalam mengumpulkan informasi, seperti gambar2 yang di tampilkan pada saat belajar lambang-lambang Jari Aljabar.

KETIGA,
Perkembangan komunikasi dan bahasa: terkait dengan kemampuan menangkap rangsangan visual dan suara serta meresponnya, terutama berhubungan dengan kemampuan berbahasa dan mengekspresikan pikiran dan perasaan, seperti bernyanyi pada saat belajar Jari Aljabar.

KEEMPAT,
Perkembangan kognitif: berkaitan dengan bagaimana anak berpikir dan bertindak, seperti pada saat belajar konsep berhitung, penjumlahan dan pengurangan dengan metode Jari Aljabar.

KELIMA,
Perkembangan emosional: berkaitan dengan kemampuan mengontrol perasaan dalam situasi dan kondisi tertentu, seperti blajar teliti, percaya diri, ketenangan, kebanggaan dan kesenangan ketika belajar metode jari Aljabar. Baik dilakukan dalam latihan mengerjakan soal ataupun ujian kenaikan level. Dan interaksi sesama teman.

KEENAM,
Perkembangan Kepekaan (sensitifitas) berkaitan dengan  kemampuan reaksi personal dalam menerima dan menghadapi situasi dan kondisi tertentu. Sehingga anak akan cepat merespon situasi dan kondisi tsb dengan baik dan positif.  Hal ini diajarkan dalam metode jari aljabar melalui soal-soal cerita yang membantu menggugah sensitifitas atau  kepekaan anak terhadap lingkungan yang dihadapinya. 

KETUJUH,
Perkembangan sosial: berkaitan dengan kemampuan memahami identitas pribadi, relasi dengan orang lain, dan status dalam lingkungan sosial, seperti belajar dalam kebersamaan, kerjasama,dan berkelompok. Baik dilakukan didalam kelas maupun di luar kelas.

KEDELAPAN,
Perkembangan Spiritual : berkaitan dengan kemampuan memahami identitas keyakinannya (agamanya), hubungannya dengan orangtua, dengan Rosulnya, dan dengan Sang Pencipta Maha pemilik Ilmu, Allah SWT.  Dalam hal ini Metode Jari Aljabar mengajarkan Doa sebelum belajar, Soal cerita dalam matematika dengan sentuhan nilai-nilai agama, seperti akhlakul karimah, ibadah dan muamlah.



2 komentar:

  1. Terima kasih kepada Fathia Asa yang telah mempublikasikan Metode Jari Aljabar melalui Blog yng anda buat. Salam sukses buat anda.

    BalasHapus
  2. Buku jari aljabar bisa dibeli nggak Pak..?

    BalasHapus